IKLAN

April 19, 2024

LOMBOK HIJAU NEWS

Independen Kritis dan Edukatif

Pemerintah KLU Melalui DKP3 Terus Lakukan Berbagai Upaya Menekan Penyebaran PMK.

6 min read

Tanjung, KLU — Pemerintah Kabupaten Lombok Utara terus melakukan berbagai upaya untuk menekan peningkatan dan mencegah meluasnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak yang terjadi akhir-akhir ini.

Tresna Hadi S.Pt, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Lombok Utara.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan – DKP3 Kabupaten Lombok Utara, Tresna hadi, S.Pt, mengatakan, Rakor pertama sudah di laksanakan Minggu lalu dan hari ini adalah Rakor ke dua. Sedangkan Rakor di tingkat kabupaten belum bisa dilaksanakan karena Bupati Masih di Luar Daerah.

Padatnya kegiatan Program di akhir tahun ini juga cukup menyita waktu, terutama pada kegiatan fisik, kata Tresna hadi.

Pada Rakor kedua ini lebih membahas soal realisasi vaksin PMK berkaitan dengan jumlah capaiannnya yang sedang di singkronkan dalam Rakor hari ini.

“Satgas Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menekankan lima strategi dalam percepatan penanganan penyakit yang menyerang hewan itu di Kabupaten Lombok Utara”.

Pertama sinkronisasi dan verifikasi data pada laporan. Kedua, peninjauan penanganan menyeluruh wilayah kabupaten Lombok Utara, dan terakhir biosecurity harus terus diperkuat dan dipertahankan.

Penanganan PMK dilakukan dengan 5 strategi utama. Kelima strategi tersebut yaitu biosecurity, pengobatan, vaksinasi, potong bersyarat dan testing, kata Tresna hadi dalam rapat bersama Tim Satgas penanganan PMK, Kamis 17/11-2022, yang di pusatkan di Aula Kantor DKP3 KLU.

“Biosecurity menjadi sangat penting dilaksanakan di lapangan dalam rangka memutus mata rantai penularan dan penyebaran virus penyakit mulut dan kuku,” ujarnya dalam penyampaiannya.

Tresna hadi, juga menambahkan, biosecurity ini sekaligus menimalkan kesempatan virus berhubungan dengan hewan ternak, dan menekan tingkat kontaminasi lingkungan.

Ia menekankan bahwa dalam konteks penanganan PMK ini, pengenalan sifat virus menjadi penting sehingga strategi yang nantinya diterapkan menjadi tepat sasaran dan efektif.

Terkait dengan biosecurity, strategi ini sebaiknya diterapkan pada berbagai tempat seperti peternakan, pasar hewan, check point, rumah potong hewan hingga tempat penampungan susu.

Dalam pertemuan hari ini diharapkan terjadi peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Kapasitas tersebut dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas penanggulangan penyakit mulut dan kuku sehingga dapat berjalan secara cepat, tepat dan terkoordinir, baik yang berdampak pada hewan ternak maupun kepada manusia.

Kasus PMK di Kabupaten Lombok Utara turun derastis yang di buktikan dengan sisa tinggal tiga ekor yang masih sakit dari jumlah populasi ternak.

Terkait pemasangan Ear Tag, akan di bahas pada Rakor berikutnya. Hasil sementara Ear Tag ternak sapi dan kerbau di masing masing Kecamatan di Kabupaten Lombok Utara yang di awali dari Kecamatan Bayan sejumlah 143 sudah terpasang. Kecamatan Kayangan, 137 sudah terpasang. Kecamatan Gangga, 30 sudah terpasang, Kecamatan Tanjung, 114 sudah terpasang dan Kecamatan Pamenang dalam jadwal, sehingga Total ternak sapi dan kerbau yang sudah terpasang Eart Tag mencapai 424 ekor sampai hari ini Kamis 17/11-2022.
Penggunaan ear tag juga fleksibel dalam segala cuaca dan hanya memakan sedikit biaya produksi. Metode ear tag ini dinilai sebagai metode identifikasi sapi potong yang paling tidak menyakiti hewan dan umum digunakan oleh kalangan peternak sehingga dapat meminimalisir terjadinya risiko-risiko yang bisa saja menyebabkan kerugian.

Populasi ternak di KLU mencapai 95.873. Total vaksin pertama 41.564 dan Vaksin kedua 15.517.

Sejumlah 60 peserta yang di hadirkan pada acara ini termasuk, lima Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD), Delapan petugas PMK dan beberapa awak Media online. (@ng)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © Lombokhijaunews | Newsphere by AF themes.